Laman

Selasa, 18 Oktober 2016

Amanah Yang Berat Membuat Kita Semakin Erat

Apakah saya pernah bilang bahwa amanah akan terus mengejar sekeras apapun usaha kita untuk menghindar? Bila belum, maka saya katakan itu sekarang. Ketika memang kita sudah digariskan-Nya untuk menanggung sebuah amanah, sekeras apapun kita berusaha menghindar, ia akan terus mengejar. Karena apa? Karena amanah tidak akan pernah salah memilih pundak, begitu katanya.

Tapi sungguh amanah itu tidak mudah. Tidak akan dapat kita menanggungnya kecuali dengan berjamaah. Berkolaborasi bersama-sama, bahu membahu hingga tuntas setuntas-tuntasnya. Alhamdulillaah, Allaah SWT tidak membiarkan saya sendirian. Mereka Allaah SWT kirimkan sehingga amanahpun dapat lekas tertunaikan.

Tercatat di akhir tahun 2012, perkenalan pertama saya dengan kebanyakan dari mereka karena ada salah satu dari mereka yang telah saya kenal sebelumnya. Bersama mereka saya menghabiskan banyak waktu bersama sepanjang tahun 2013 dan setelahnya. Kami berbeda jurusan meskipun masih satu angkatan. Tak pernah dipercayakan dalam amanah yang sama juga sebelum-sebelumnya. Kepengurusan kami di tahun 2013 adalah untuk pertama kalinya kami berada dalam garis perjuangan yang sama.

tujuh serangkai yang semoga menjadi ca.bi.syur.
Semakin hari kami merasa amanah kami semakin berat. Tekanan yang kami rasakan semakin kuat. Tapi siapa sangka, semua itu membuat ukhuwah kami semakin erat. Membuat masing-masing kami semakin lekat. Hingga kadang kami harus saling berbagi cokelat. Betulan. Tekanan yang kami hadapi kadang membuat kami ini membutuhkan sesuatu untuk merilekskan diri, dan pilihan kami jatuh pada ini: es krim dan cokelat.

Sekali lagi, amanah yang berat dan waktu yang singkat menjadikan kami semakin erat. Banyak hal yang berkaitan dengan organisasi tak mampu kami selesaikan di sekretariat karena waktu yang singkat. Akhirnya mau tidak mau kami 'bekal' ke kosan, kemudian kami bahu membahu untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Bergadang bersama, bahkan kadang kami kerjakan semalaman dan hanya tidur secara berganti-gantian. Ah, sungguh sebuah kenangan yang tak terlupakan.

Bersama mereka saya belajar mendewasa, meredam ego diri untuk kepentingan bersama. Belajar banyak mendengar tanpa merasa diri yang paling benar. Belajar banyak bersabar dan bersyukur benar-benar. Amanah yang berat membuat kami menjadi semakin erat. Berbagi beban, bersama-sama bertahan. Berbagi lelah, berharap agar tetap Lillah. Berbagi airmata, hingga sampai di penghujungnya.

Saat engkau merasa amanah di pundakmu semakin berat, berbagilah. Amanah yang berat akan membuat ukhuwahmu semakin erat. In syaa Allaah.

Semoga sederhana.

˙˙˙

Kawan, perjalanan ini tidak ringan, tapi bersama kalian saya merasa tidak terlalu beban.

Kawan, perjalanan ini sungguhlah berat, tapi bersama kalian saya merasa tetap bersemangat.

Kawan, perjalanan ini sungguh tak mudah, tapi bersama kalian saya menjadi memiliki memori indah.

Kawan, perjalanan ini sungguh sangat melelahkan, tapi bersama kalian aku sanggup untuk bertahan.

Kawan, terimakasih sudah menguatkan, terimakasih atas setiap kebersamaan, terima kasih atas bala bantuanmu itu, kawan.

Kalian adalah ingatan yang merekam sepenggal kisah perjalanan. Kalian adalah memori yang merekam metamorfosis diri. Kalian adalah abadi yang kehadirannya sama-sama kita syukuri. Kalian adalah harapan semoga di masa depan kita kembali dibersamakan.

—esn—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar