Laman

Minggu, 16 Oktober 2016

Goresan Perempuan: Menunggu Reda

gambar diambil dari google dengan sedikit perubahan

Saat orang-orang memilih berlarian hujan-hujanan sehingga dapat segera sampai tujuan. Aku, memilih duduk, mengambil nafas sambil sesekali menengadah ke angkasa. Menunggu reda.

Menunggu reda. 

Banyak orang yang bilang menunggu itu membosankan. Apalagi ketika dilakukan sendirian. Tapi bagiku, menunggu itu sering juga mengasyikan. 

Banyak yang dapat kita lakukan selama menunggu, kan? Mengamati orang-orang berlaku, misalnya. Atau seperti aku, dengan membuat tulisan.

Ah, aku menjadi teringat akan percakapan singkat dengan seorang kakak tingkat. Percakapan yang pada akhirnya dia menyarankanku untuk mengikhtiarkanmu. Ya, kamu, yang, entahlah, aku sendiripun tak tahu. "Menunggu di rumah dengan memperbanyak do'a adalah ikhtiarnya seorang perempuan" responku kala itu. Dan memang betul begitu. Setidaknya, itulah yang selama ini aku lakukan: Menunggumu.

Menunggumu sama seperti menunggu hujan reda. Perlu percaya bahwa hujan betul-betul akan reda. Perlu percaya bahwa kamu akan betul-betul datang jika telah tepat waktunya. Bahkan, bukan hanya sekedar percaya. Tetapi juga perlu mempercayakan. Mempercayakan semua pada-Nya, Yang maha mengatur segalanya tentang kita. Sampai saat ini aku masih percaya dan akan terus percaya, mempercayakan semua pada-Nya.

Sepenuhnya, akupun menyadari bahwa menunggumu sama seperti menunggu reda. Membutuhkan jeda waktu yang entah berapa lama. Sambil menunggu waktunya tiba, kita bisa bersiap diri. Menyelesaikan urusan dengan diri kita sendiri. Hingga saat kita bertemu nanti, kita sudah sama-sama selesai dengan diri kita masing-masing. Asyik, kan?

Dalam menunggu reda badai bisa saja datang tiba-tiba. Jangan lupa untuk terus berjaga-jaga. Kuatkan pegangan. Jangan sampai hilang pijakan. Tetaplah bertahan hingga badai sirna kemudian berganti reda.

Menunggu reda.

Hujan akan berhenti juga pada akhirnya. Tenanglah, jangan tergesa-gesa. Bersenanglah menikmati seluruh prosesnya. Bersabarlah mengikuti semua alurnya.

Bersiaplah, sebentar lagi hujan akan reda.


Bogor, 11 November 2015
Ditulis dengan sedikit cemas saat takut hujan tak kunjung reda.

˙˙˙
Semoga sederhana.

Semoga dapat dicerna.

—esn—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar