Selasa, 13 Maret 2018

Berkabar #1

Entah sudah berapa purnama saya tidak mengunjungi laman ini, laman yang dulu saya buat untuk membekukan waktu, merekam jejak perjalanan kita. Orang bijak bilang, hanya waktu yang bisa menyembuhkan luka, trauma. Dan dengan polosnya, saya percaya saja. But, it's work for me!

Hari-hari kemarin saya memutuskan untuk menyimpan semuanya sendiri, namun hari ini saya memutuskan untuk kembali membagi, memberi kabar. Itulah mengapa postingan ini berjudul #Berkabar. Ya, kemarin-kemarin saya tidak memberikan ruang untuk orang lain mengetahui perasaan saya, menghindari pertanyaan yang sekiranya berpotensi membuka memori otak saya, flashback, sampai beberapa inbox yang masuk dengan pertanyaan macam "teh, kemarin itu dedek kenapa ya kalau boleh tahu? biar jadi pembelajaran buat saya" saya abaikan, maafkan. Atau, yang langsung bertanya dan saya tak dapat menghindarinya hanya saya jawab dengan Qadarullaah.

Hari ini sudah (sangat) lebih baik dari hari kemarin, in syaa Allaah. Saya sudah bisa mengurai cerita dengan lebih tertata. Takdir hari-hari kemarin memberikan saya begitu banyak pembelajaran, begitu banyak hikmah (yang mungkin bisa saya bagikan denganmu yang berkenan, in syaa Allaah). Hijrah, itulah yang saya lakukan untuk mengurai sekaligus menyelami kedalaman takdir-Nya, meninggalkan tempat kelahiran untuk sementara, menyusuri keluasan bumi-Nya. Membasuh segala rasa, berganti kabar bahagia. Alhamdulillaah.

pada akhirnya,
semua yang ada akan kembali tiada
yang datang akan berganti pergi
seusia jatah jagad ini

keberadaan hanyalah fana semata
keterikatan itulah sejatinya
tanpa jarak, dimensi dan rupa
hanya rahmat-Nya

aku di sini,
mencintaimu dari ketiadaan wujudmu,
mencintaimu hingga ketiadaan wujudmu,
mencintaimu selama Rabb meridhoiku.

[Parung, 14 Maret 2018]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar