Minggu, 16 Oktober 2016

Goresan Perempuan: Jangan Salah


Jangan salah. Jangan salahkan siapapun ketika ada satu atau bahkan beberapa peristiwa yang terjadi di luar kehendakmu. Alih-alih menemukan solusi malah sibuk ke sana ke mari mencari pihak untuk dipersalahi sampai lupa untuk berkaca diri, berintrospeksi diri. Hati-hati dengan sikap diri.
Jangan salah. Bisa saja apa yang terjadi dalam hidupmu —yang kejadiannya tak pernah kamu inginkan itu— adalah salah satu bentuk cinta-Nya padamu. Perpisahan yang terjadi sebelum pertemuan, misalnya. Mungkin memang tidak mengenakan. Tapi, tahu kah? Mungkin itu adalah bentuk penjagaan-Nya padamu biar kamu tidak merasakan keburukan-keburukan akibat pertemuan tersebut. Bisa saja, kan?
Jangan salah. Kata seorang teman, ada jenis teman yang semakin hari semakin erat memeluk kita, bukan karena takut kehilangan kita, tapi biar pisau itu bisa ia tusukkan tepat di perut kita dan menancap dalam sempurna. Bisa saja. Tapi, jangan salah, sebisanya hindari prasangka karena sebagian besarnya adalah dosa.
Jangan salah. Tidak selamanya yang berjauhan berarti bermusuhan. Ada yang sengaja berusaha menjauh agar segalanya menjadi tetap utuh bukan untuk menjadi musuh. Kita tidak pernah tahu kan seberapa besar energi yang dikeluarkannya untuk menjalani usahanya: memendam perasaan, menjaga jarak agar tetap aman? Bahkan, matahari juga menjaga bumi dari jarak yang jauh, kan?
Jangan salah. Jangan salah sangka. Jangan salahkan siapa-siapa. Jangan. Jangan pernah.
Jangan pernah menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan takdir atas segala yang terjadi padamu.
Jangan salah. Jangan mudah mempersalahkan. Jangan suka mencari-cari kesalahan. Jangan. Jangan pernah.
Jangan pernah mencari kesalahan kecuali untuk diambil darinya sebuah hikmah dan pembelajaran.
Jangan. Jangan salah. Jangan salah arah. Jangan sampai salah langkah.
Hidup kita hanya sekali, setelah itu lalu kita mati. Jangan sekali-kali dibuat tidak berarti.
p.s. jangan lupa besok pilkada, jangan sampai salah pilih, ya! :)
Rumah, 08 Desember 2015
Ditulis saat hari hujan, sedari pagi hingga sore.
˙˙˙
Tulisan saya di penghujung tahun lalu, begitu banyak yang saya pertanyakan waktu itu, hingga terbesit rasa ingin menyalahkan keadaan dan siapa saja yang dapat dipersalahkan. Apa kamu juga pernah merasakan?
Semoga sederhana.
Semoga dapat dicerna.
—esn—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar