Selasa, 18 Oktober 2016

Wahai Jiwa-jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Rabbmu Dengan Hati Yang Puas



Kamu, apakah kamu pernah membayangkan bagaimana nanti kamu akan kembali? Membayangkan dalam kondisi seperti apa kamu kembali nanti? Bertanya diri mau bagaimana saat nanti kamu kembali?

Mungkin kebanyakan dari kita tidak terlalu memerhatikannya. Begitu juga dengan saya, saya pun terluput jika saja tidak diingatkan secara lembut di suatu siang menjelang sore yang berbahagia itu. Ya, di tengah kepenatan saya dengan seluruh aktivitas kampus, selepas dzuhur siang itu saya merasa bahagia yang amat sangat. Siang itu saya hendak bertemu dengan sahabat-sahabat satu lingkaran. Sebuah agenda yang saya tunggu-tunggu setiap pekannya. Melingkar bersama mereka dalam lingkaran cinta. Lingkaran yang mengecil (berkumpul) untuk menguat dan membesar (berpencar) untuk menebar manfaat. In syaa Allaah.

Qadarullaah, ternyata itulah saat pertama saya mulai memiliki sebuah kesadaran baru. Sebuah kesadaran yang kemudian saya jadikan mimpi, saya jadikan impian, keinginan, harapan dan cita-cita terbesar dalam hidup saya ini. Mimpi yang in syaa Allaah akan terus saya perjuangkan selama hayat masih dikandung badan, sepanjang perjalanan menuju kepulangan. Sebuah mimpi untuk berpulang dengan hati yang puas lagi di ridhoi-Nya dan seterusnya, dan seterusnya, sebagaimana yang tercantum dalam ayat-ayat Al Qur'an yang saya favoritkan.

Sungguh, masih saya ingat jelas bagaimana Murabbiyah* saya membacakan terjemahan dari Q.S. Al Fajr ayat 27 sampai 30 pada sejuknya siang di mesjid nan asri tersebut. Saya masih ingat bagaimana saat itu saya merasa meleleh, hati saya terasa melembut, ada serupa buncah dalam dada yang kemudian melumer bersama derai airmata.

"Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati puas lagi di Ridhoi-Nya dan masuklah kamu ke dalam jama'ah hamba-Ku dan masuklah ke dalam syurga-Ku." (Al-Fajr:27-30)

"Sudahkah antunna** mempersiapkan bagaimana nanti antunna hendak berpulang?"

Itulah pertanyaan sederhana yang dilontarkan Murabbiyyah saya. Makjlebb!! Menohok!! Pertanyaan sederhana itu serupa busur panah menancap tepat di hati saya. Pas kena sasaran. Pertanyaan sederhana yang berhasil membuat saya flashback pada kompleksnya perjalanan hidup yang telah saya lalui. Pertanyaan yang menumbuhkan sebuah kesadaran akan hakikat kehidupan.

Entahlah, saya merasa hari itu sangat luar biasa. Mungkin sebenarnya biasa saja, seperti pengajian pada umumnya namun karena disampaikan pada momentum yang tepat sehingga saya merasa menjadi luar biasa. Ya, seringkali kata-kata sederhana akan bisa menjadi sesuatu yang berharga apabila disampaikan pada momentum yang tepat, ia akan membekas di dada, melekat pada ingat. Sementara itu, rangkaian kata-kata indah nan penuh pesona akan menjadi biasa saja apabila disampaikan bukan pada momentum yang tepat.

Saat itu saya mulai bervisualisasi. Mimpi saya tentu saja punya konsekuensi. Hidup dengan jiwa yang tenang bukanlah perkara mudah, meskipun mudah saja untuk dikatakan tapi sungguh tak mudah untuk jalankan. Ketenangan jiwa. Bagaimana saya dapat menghadirkannya? Dengan sifat qanaah, begitu kata Murabbiyyah saya. Lalu, bagaimana agar saya bisa berpulang dengan hati yang puas? Dengan menjalankan seluruh amanah hingga tuntas. Seluruh aspek kehidupan adalah amanah-Nya, maka kita harus menjalankan dengan sebaik-baik versi kita, semaksimal yang kita bisa. Sehingga kita merasa puas, sehingga tidak ada penyesalan nantinya. Itulah yang bisa kita usahakan pada ranah kita sebagai hamba-Nya, selebihnya kita serahkan sepenuhnya pada-Nya. Masih kata Murabbiyyah saya. Dan saya, mulai merencana.

Jangan pernah membayangkan perjalanan hidup kita akan lurus-lurus saja, jangan. Jangan pernah. Ke depan, ujian demi ujian sulit pasti akan menerjang dan ketika masa itu datang maka tugas kita hanyalah berjuang. Tentu saja, berjuang dengan tenang. Karena hidup hanyalah rangkaian-rangkaian perjuangan sepanjang perjalanan menuju kepulangan, sebelum akhirnya kita kembali dan sampai di kampung halaman.


Semoga sederhana.

˙˙˙

*Guru ngaji/Mentor
**Kalian semua

Syurga adalah kampung halaman kita, karena nenek moyang kita (Nabi Adam dan Istrinya: Hawa) berasal dari sana. Mumpung sekarang kita masih di dunia, mari mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk pulang ke sana. Sembari teruslah melafal do'a "Ya Illaahi Rabbi ampunilah kami, tunjukkanlah jalan kami, mampukanlah kami untuk kembali dengan hati yang puas lagi diridhoi dan layakanlah kami untuk menjadi jama'ah hamba-Mu, untuk masuk ke dalam syurga-Mu..."

Aamiin ya Allaah ya Rabbal Alamiin.

—esn—

6 komentar:

  1. Aamiin yaa rabb..

    Salam kenal ya mbak :)

    BalasHapus
  2. Aamiin yaa rabb..

    Salam kenal ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga ya mbak :)
      Terima kasih sudah mampir ^_^

      Hapus
  3. Aamiin yaa Allah yaa robbal 'aalamiin.. :')

    BalasHapus
  4. Aamiin ya..
    Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak ya, Jzk. ^_^

    BalasHapus
  5. Betway Casino and Hotel - Mapyro
    Welcome to Betway Casino and Hotel, the 광양 출장안마 premier destination for 평택 출장샵 gaming and 남원 출장안마 entertainment, featuring top-notch amenities,  양주 출장안마 Rating: 8.4/10 대전광역 출장안마 · ‎1,128 reviews

    BalasHapus